elmarika

Seiring berjalannya waktu cahaya itu semakin bersinar Habis gelap terbitlah terang Guru Seni Budaya dan Keterampilan di MTsN 3 Kota Padang

Selengkapnya
Navigasi Web
Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya

Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya

Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya

Tantangan Menulis GurusianaH- 67

///

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Kalimat seperti itu sering sekali diucapkan banyak orang, apabila melihat seorang anak memiliki kemiripan sikap, perilaku, dan pola pikir dengan orang tuanya. Begitulah yang ada pada diri anak-anaku sekarang. Semenjak pandemi corona melanda negeri, anak-anak banyak berada di rumah. Selama ini mereka sering membuat makanan apa yang mereka suka. Hanya untuk santapan kami sekeluarga. Aku dan pak suami tinggal menikmati menu yang mereka suguhkan. Lumayan enak yang mereka buat. Jelas, ada bundo dibelakang yang mengajarkannya.

Mahasiswa masih libur. Membuat anak gadisku bingung tidak ada yang dikerjakan di rumah, selain main hp dan masak di dapur. Muncul ide mereka untuk bisnis makanan. Kebetulan adiknya juga masih menunggu kelulusan PTN masih di rumah. Aku acungkan jempol untuk mereka, tidak ada rasa gengsi mempromosikan dagangannya kepada teman-temanya. Malahan merupakan suatu kebanggaan bagi mereka apabila ada teman yang memesan. Begitu juga anak bujangku, dengan bangga menawarkan dan mengantar pesanan kepada teman sekolahnya. Aku juga dengan bangga membawa kue buatan mereka ke sekolah untuk di jual.

Tak heran, aku juga seperti itu dulu. Tinggal dengan nenek yang keseharian beliau berdagang kain keliling kampung, sampai kekampung tetangga. Setiap pulang sekolah aku ikut dengan nenek berdagang sambil menjujung kain di atas kepala. Berjalan kaki sepanjang kampung, karna waktu itu belum banyak kendaraan, pulang dari berdagang kami baru naik kendaraan umum, itupun kalau ada yang lewat, maklum aku tinggal di desa. Berjualan kue keliling kampung juga aku rasakan, tidak ada malu, yang penting aku dapat jajan lebih dari nenek.

Sampai keperguruan tinggi aku juga membawa makanan, pakaian, kosmetik, untuk aku jual di kampus. Maklum, aku kuliah jauh dari orang tua, tinggal dengan saudara, tak mungkin aku akan selalu meminta uang terus menerus, apalagi nenek sudah tidak kuat lagi bedagang, karena niat hati ingin berhasil, apapun pekerjaan halal harus kulalukan demi mendapatkan uang untuk bertahan hidup dan menuntut ilmu di kota Metropolitan.

Jiwa dagang dari nenek memang sudah mengalir di tubuhku. Kegigihan yang ada pada diriku dulu turun kepada anak-anakku. Sekali-kali aku membatasinya. Aku ingin mereka fokus pada study dulu. Jangan sampai mereka merasakan sepenuhnya apa yang aku rasakan, susahnya mencari uang untuk mewujudkan cita-cita menjadi seorang sarjana. Keinginanku dapat membahagiakan keluargaku, orang tuaku. Tapi membahagiakan nenek belum terwujud, karena beliau meninggal setelah beberapa bulan aku menjadi PNS. Hanya do’a selalu kukirim untuk beliau setiap selesai shalat lima waktu.

///

Elmarikaspdgadisdesaasamkumbang

Padang21072020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Begitulah hidup uni...kerenn

21 Jul
Balas

Hmmm, tks id sdh mampir

21 Jul

Hidup selalu penuh lika liku..semoga yg sudah mendahului diberikan tempat terbaik disisinya...salam sukses bunda..

22 Jul
Balas

Semoga neneknya tenang di alam sana bu El

21 Jul
Balas

Amiin, tks bunda

21 Jul



search

New Post